Gelorakan Pelestarian Budaya Sunda, Ratusan Guru Hadiri Diseminasi Bahan Ajar dan Launching FTBI di Al Umanaa

0
bhs sunda

Sri Sumarni

SUKABUMI — Aura khas tatar Sunda menyelimuti kawasan utara Kabupaten Sukabumi saat ratusan pendidik dari berbagai penjuru daerah berkumpul dalam sebuah momentum penting Diseminasi Bahan Ajar Revitalisasi Bahasa Daerah sekaligus Launching Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Kabupaten Sukabumi 2025. Acara bergengsi ini digelar pada Kamis, (7/8/2025), di lingkungan asri Pondok Pesantren Modern Al Umanaa, Desa Sukajaya, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi.

Kegiatan yang diinisiasi oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi ini menjadi bagian dari upaya strategis dalam melestarikan dan menghidupkan kembali bahasa daerah, khususnya bahasa Sunda, sebagai identitas budaya yang kian tergerus zaman. Istimewanya, tahun ini untuk pertama kalinya Al Umanaa dipercaya menjadi tuan rumah pelaksanaan kegiatan tingkat kabupaten tersebut.

Hadir dalam kegiatan ini Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi Eka Nandang Nugraha, jajaran pengurus KKPS, K3S, MKKS, MGMP, serta para kepala sekolah dan pengawas jenjang SD dan SMP. Tak kurang dari 150 guru dari seluruh kecamatan dan sub rayon turut ambil bagian, mengenakan busana adat Sunda sebagai simbol semangat pelestarian kearifan lokal.

Acara dimulai sejak pagi dengan sambutan pembukaan dan penampilan seni tradisional dari para santri Al Umanaa yang memukau hadirin. Setelah itu, sesi inti diseminasi bahan ajar dilangsungkan, membahas strategi pengintegrasian bahasa daerah ke dalam pembelajaran. Tak ketinggalan, petunjuk teknis pelaksanaan FTBI 2025 juga disampaikan secara rinci kepada peserta.

Salah satu sesi yang paling mendapat atensi adalah paparan dari Ustadz Bagus Dermawan, guru SMP Al Umanaa, yang menyampaikan materi bertajuk “Ngadongeng sebagai Media Pembelajaran Berbasis Budaya”. Dalam pemaparannya, ia menekankan bahwa metode dongeng bukan hanya melatih kemampuan berbahasa, tetapi juga membangun karakter dan imajinasi peserta didik. Sesi ini ditutup dengan demonstrasi langsung ngadongeng yang disambut antusiasme tinggi dari para guru.

Tak hanya isi acara yang menjadi sorotan, namun juga suasana tempat penyelenggaraan kegiatan mendapat pujian luas. Pondok Pesantren Modern Al Umanaa dikenal sebagai lembaga pendidikan Islam yang mengusung harmoni antara nilai-nilai Qurani, akademik, dan budaya. Lingkungan yang hijau, tertata rapi, serta keramahan santri memberikan kesan mendalam bagi para peserta.

Sementara itu, Erni Herawati, perwakilan dari tim Perlindungan Bahasa Daerah, mengungkapkan kekagumannya pada Al Umanaa yang menurutnya telah menjadi contoh konkret institusi pendidikan yang menggabungkan pembentukan karakter, kecintaan terhadap budaya, dan penguasaan ilmu pengetahuan.

“Al Umanaa bukan hanya fokus pada prestasi akademik. Mereka menanamkan adab, identitas budaya, dan nilai spiritual dalam satu paket utuh. Ini luar biasa,” ujarnya.

Peluncuran FTBI Kabupaten Sukabumi tahun ini menjadi momentum penting dalam upaya memupuk kecintaan generasi muda terhadap bahasa ibu mereka. Festival ini dijadwalkan berlangsung pada akhir September 2025, melibatkan peserta didik dari berbagai sekolah dengan beragam kategori lomba, seperti ngadongeng, nulis carita pondok, biantara, jeung maca sajak Sunda.

Sebagai informasi, Al Umanaa sebelumnya telah menjadi wakil Kabupaten Sukabumi dalam lomba Ngadongeng tingkat Provinsi Jawa Barat, menunjukkan bahwa lembaga ini memang memiliki komitmen kuat terhadap pengembangan budaya daerah sebagai bagian dari kurikulum kehidupan santri.

Dengan penyelenggaraan kegiatan ini, Pondok Pesantren Modern Al Umanaa kembali memperlihatkan peran strategisnya dalam dunia pendidikan Sukabumi. Bukan hanya mencetak siswa yang cerdas secara akademik, tapi juga pribadi yang santun, berjiwa pemimpin, dan berakar pada nilai-nilai Qurani serta budaya bangsa.(*/wdy)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *